Sesuatu yang selalu bikin Gue semangat nulis

              Assalamu'alaikum, selamat pagi, masih pada seger semua pasti. nikmatnya senin pagi. bangun tidur masih bernafas bau jigong karena nggak gosok gigi seminggu lebih *anjir*. gue merenung sejenak pagi ini. ditemani secangkir kopi pandangan gue menatap kosong ke birunya langit pagi, hidung gue menghirup segernya udara pagi. beberapa menit tanpa maksut dan tujuan. muncul satu kesimpulan dibalik pupil hitam yang sedikit mengembang tampak indah terpasang di kedua mata ini. gue menghirup nafas dalam."Alhamdulillah". cuma kata itu yang pantas gue ucapin sekarang. karena kenapa? karena setiap gue patah semangat buat nulis, Allah swt selalu memberikan gue semangat untuk bangkit dengan hal-hal yang IA rencanakan dengan Indah dan sangat indah.akhir-akhir ini memang semangat gue buat nulis lagi surut dan hampir kering. dan puncaknya sudah seminggu lebih laptop gue nggak kesentuh. hari-hari gue habisin buat nongkrong dan ngopi nggak jelas.

               suatu sore di Kandang Coffe. seperti biasa gue dan lima temen gue duduk santai dengan obrolan random yang nyaman. mereka berlima adalah Aziz si gamers pejuang semut, Aji seorang pemain futsal amatir, Munif siHacker jadi-jadian, Towi yang jambangnya mirip Ridho roma dan Ulum si tukang pukul. obrolan kami berlima sore itu diatukan dengan satu selera yang sama yaitu secangkir kopi hitam dengan sedikit gula yang membuat rasanya pahit dengan sedikit manis seperti hidup kami*uhuk-uhuk*.

"wah...gus...puisimu dimuat neng koran iki". celetuk munif yang baru saja menyahut koran menunjukan apa yang dilihatnya. mereka memang memanggil gue dengan panggilan akrab "gus" karena Almarhum ayah gue adalah seorang pengasuh pondok pesantren.

"Mosok nif?....". sedikit tidak percaya. lalu gue coba cermatin kolom Sajak pada koran seputar Ponorogo. sejenak kemudian.

"memang benar....ini puisi saya...". ucap gue dalam hati.

"Alhamdulillah...". teriak gue cukup kencang.memang nggak ada yang lebih bahagia daripada ketika karya kita diapresiasi oleh orang lain karena esensi kita menulis dan kita berkarya agar membuat orang lain tersenyum dan sekalipun menangis itu menangis karena sangat nyaman. Alhamdulillah. Allah SWT selalu bisa menghadirkan semangat lebih buat gue.