Penyakit Ngigo!

Entah sejak kapan pastinya gue punya penyakit indigo, hash terlalu keren! Maksud gue ngigo! Yang jelas faktanya semakin umur gue bertambah semakin parah pula ngigo gue. kalo lo nyari orang yang bisa diajak ngomong sambil tidur, bisa pipis sambil tidur, bisa telfon sambil tidur, bahkan bisa bolak-balik kamar tidur-WC sambil tidur, orangnya adalah gue. gue sempet punya keinginan buat neliti tentang penyakit gue ini tujuanya adalah menemukan penyebab utama gue ngigo. Tapi sampek sejauh ini fakta yang gue dapet baru sebatas tentang hal yang gue lakuin sebelum tidur sangat berpengaruh terhadap hal yang gue igoin. Misalnya seperti ini, ketika sebelum tidur gue nonton film Rambo, malemnya gue ngigo berdiri sambil teriak”dor..dor..dor..”.kalo sebelum tidur nonton suckseed malemnya gue ngigo sambil nangis teriak”ern..ern..ern”.kalo sebelum tidur gue pipis, malemnya gue ngigo pipis, kalo sebelum tidur gue boker pasti malemnya tidur sambil boker ditempat, dan kalo sebelum tidur gue lihat American pie dijamin besok paginya bakalan keramas. Mantap! yang terakhir itu yang paling gue suka dan ulang-ulangin!.

Berbagai cara udah gue lakuin buat nyembuhin penyakit ngigo gue ini antara lain tidur makek tutup mata, tidur Cuma pake kolor, atau bahkan tidur sambil kayang, hasilnya tetep aja nihil. hingga saat ini gue tetep putus asa dan mencoba mensyukuri kengigoan gue yang telah mencapai tingkat dewa. Sebenernya gue nggak terlalu masalah ketika ngigo, yang gue kasihan adalah orang-orang disekitar gue yang selalu menjadi korban. Sudah nggak terhitung lagi berapa benda, berapa orang dan berapa hewan yang jadi korban ngigo gue.

Waktu itu ketika gue masih kelas 3 SD, gue diajak ke rumah baru tante yang ada di Malang. Itu rumah beneran baru, kalo nggak percaya lihat aja sendiri masih ada bandrol harganya kok! hari itu juga baru pertama ditempati. Udara malang beneran dingin, mungkin Kw 5-nya kutub selatan efeknya adalah udah nggak terhitung berapa kali gue pipis sehari. Kalo mungkin di rontgen dari sekujur tubuh, air ditubuh gue waktu itu hanya berkumpul pada satu tempat yaitu Titit.( baca: Dick ). Nyokap gue waktu itu bahkan sempet mau ngiket my Dick pake karet biar nggak beser terus, tapi niat itu diurungkan dengan pertimbangan kedepanya kelak nyokap gue masih pengen punya cucu dari gue. gara-gara skala pipis yang berlebihan itu pula gue jam 12 malem baru bisa tidur nyenyak. Dalam tidur, gue bermimpi berdiri di tengah toilet yang megah lengkap dengan bathset, AC, dispenser serta penjaga toilet yang mirip Kristen steward. disaat bersamaan gue kebelet pipis lagi”wah kebeneran nih”pikir gue dalam mimpi indah itu. langsung aja gue plorotin kolor.

“cur…cur..currrrrr”.keluarlah air kedamaian seluruh umat manusia ini. tapi tiba-tiba tanpa gue sadari tante gue muncul dalam mimpi gue dengan muka marah.

“plak…Rofiq…Astgfirulloh, astaganagabonarjadidua!!!”.teriak Tante yang mungkin terbangun gara-gara mendadak mendengarkan suara air terjun setengah meter. suara keras tante yang kaya klakson anjing bajaj menyadarkan gue dari mimpi indah dan mendapati gue berdiri di tengah ruang makan rumah baru tante gue dengan posisi kolor semata kaki. Terlihat genangan banjir di depan gue.”shit!”.ternyata gue ngigo berjalan dari kamar berhenti di ruang makan tante gue dan mengiranya adalah toilet. Malam itu juga gue terpaksa kerja bakti ngepel dadakan. Layaknya beruang yang menandai daerah kekuasaanya dengan menggeser-geser pantat, Rumah baru ini langsung gue tandai dengan pipis sebagai tanda daerah kekuasaan gue. biadab!.

Gara-gara penyakit ngigo ini juga gue diputusin pacar yang baru aja jadian beberpa bulan. Ketika orang sedang berada dalam titik nyaman alam bawah sadarnya alias ngigo, dia akan menjawab dan menceritakan segala yang ingin diceritakanya dengan jujur, itu fakta. Waktu itu cewek gue namanya Karin. Gue masih SMP dan LDR pula. Dengan kepintaran gue belajar management akhirnya gue punya pacar dua tanpa mereka saling mengetahui satu sama lain. Faktanya belajar management yang paling riil adalah ketika selingkuh, karena ketika selingkuh kita dituntut untuk pintar memanagement waktu, management uang, management segalanya pokoknya. Ssuatu hari spulang sekolah pacar gue yang satunya namanya Eka ngajak gue jalan sebentar meskipun kenyataanya lama karena pulang sekolah jam 1 siang, jam 5 sore gue baru nyampek rumah. Karena capek yang terlalu, sehabis sholat maghrib gue langsung tidur. Beberapa saat kemudian HP gue berdering dapet telfon dari Karin, disinilah awal letak permasalahanya. Gue angkat telfon dari Karin dengan keadaan nyawa belum sepenuhnya balik dari tubuh gue.

“Halo, assalamu’alaikumm…”.dengan suara terbata-bata.

“dari mana aja sih, seharian nggak bales sms?”.langsung marah dan nyamber kayak busway.

“habis jalan sama Eka”.jawab gue polos.

“Eka siapa?”.mulai sad ending.

“iya Eka pacar gue lah”.jawab santai tanpa sadar.

“jadi kamu punya pacar lagi disana?”.mulai meronta-ronta menitihkan air mata kaya trenggiling kelaperan.

“baru tau ya, udah lama kali!”.masih belum sadar.

“tut…tut….tut….”.berakhir sudah cerita indah gue dengan Karina.

Ketika bangun tidur gue mendapati sms terakhir dari Karina.”makasih udah cukup buat aku bahagia sekaligus sakit hati, selamat tinggal”.gue coba hubungi yang angkat malah mbak operator sotoy.”maaf nomer yang anda hubungi sedang sibuk”. Ya nggak mungkin lah dia sibuk, orang dia lagi sedih. Paling juga nangis dikamar brusaha move on!. Gue hanya bisa bengong meratapi kebiadaban gue itu dan akhirnya pipis boker ditempat, jijik!. Semenjak saat itu gue udah nggak pernah selingkuh lagi karena, wanita bukan untuk disakiti tapi untuk disayangi.(cieileh).

Kejadian dengan efek paling parah yaitu terjadi di kelas sewaktu gue SMA. Kebetulan kelas gue dilengkapi dengan fasilitas karpet dan 2 AC. Waktu itu tepat dijam pelajaran ketiga yaitu sekitar jam 11 siang gue tidur pulas karena jam sebelumnya adalah jam kosong. Jam ketiga ini adalah waktunya pak Yudi, beliau adalah guru Fisika dengan wajah garang kaya Rambo kebelet boker, dan suara hexos meskipun tanpa kumis. tanpa gue tahu karena masih tidur lelap, pak Yudi datang memasuki kelas. Anak-anak coba ngebangunin gue dengan berbagai cara mulai diinjek, ditendang dan di pukul gue tetap aja nggak bangun, gila! Tidur apa mabok!. Untung saja posisi tisur gue lumayan aman yaitu dikolom meja tertutupi dengan tumpukan tas. Satu jam pertama semuanya berjalan aman. Pak Yudi masih belum berhasil menemukan murid biadabnya ini!. jam pertama berlalu, satu jam berikutnya pak Yudi memberikan soal esay kepada anak-anak. Sudah pasti disaat seperti ini pak Yudi keliling mengecek pekerjaan anak-anak. Sampailah beliau diatas bangku gue dan mendapati seorang anak kingkong terdampar di bawah kolom meja. pak Yudi hanya bisa melihat sembari menebah dadanya tobat tujuh turunan punya murid seperti gue. Dengan sedikit goyangan kaki pak Yudi ngebangunin gue.

“Astagfirulllah! fiq, bangun…kamu ngapain disitu?”. Sedikit menginjak paha gue, kalo yang diinjak agak atas dikit mungkin gue langsung bangun.

“lagi pipis bro!”.sebuah jawaban yang entah gue dapet dari mana sumbernya karena gue juga nggak sepenuhnya sadar.

“hah, Pipis? Pipis dimana?”.pak Yudi terkejut ngedenger jawaban gue.

“ya pipis di kelas lah bro?’.antah berantah semakin jauh saja jawaban gue.

“siapa yang ngajarin pipis di kelas?”.pak Yudi semakin emosi menghadapi gorilla mabok yang pipis dikelas ini.

“ya elu lah bro!, siapa lagi yang ngajarin kaloo bukan elloo”.inilah titik klimaks jawaban gue yang membuat seisi kelas tertawa keras dan berhasil membangunkan gue. dengan mata merah berani gue hanya celingukan pasang senyum PHP berharap nggak dikeluarin dari jam ini. sementara pak Yudi hanya bisa mengernyitkan dahi melihat kelakuan murid biadabnya ini. gue bersyukur nggak dikeluarin dari kelas, tapi gue harus menerima sebuah fakta bahwa nilai kognitif gue di raport dapet “C” dari pak Yudi dan ketika nyokap tanya dengan penuh kecewa.”kenpa nilai kamu C begini?”.otomatis gue hanya bisa jawab.”gara-gara pipis dikelas?”.

Faktanya sampek sekarang gue masih bisa hidup normal meskipun kadang juga ab normal dengan ngigo yang telah mencapai tingkat master setelah ngelewatin dewa. Pesan moral dari cerita ini adalah,”mimpi berawal dari tidur, maka ayo tidur!”.nggak nyambung ya?.