Saat
ini, detik ini juga gue lagi duduk ditempat pertama kali gue ngedath sama salah
satu mantan gue namanya Hudita. Tempat yang indah dipinggir pantai, semilir
angin menambah sempurna suasana. Kenangan itu muncul kembali ke permukaan. 3
tahun yang lalu gue duduk di tempat ini nggak sendirian. Ada sesosok hawa yang
menemani gue malem itu. gue masih inget betul senyumnya, manjanya bercandanya
bahkan kata-kata terakhir sebelum kita pulang karena hujan”hmmm…suasananya
nggak mendukung ya”.ucap dia sedikit kecewa dengan rintik hujan yang mulai
turun. memang gue nggak Cuma sekali menjalin hubungan cinta sama cewek. Tapi,
dari semua hubungan itu, Hudita lah yang paling lama ada disamping gue dan
selalu support gue dalam keadaan apapun. 2 tahun gue laluin bersama. Banyak
kenangan indah yang udah dia kasih ke gue. kata-kata terakhir yang selalu gue
inget dari dia sebelum kita putus adalah”luka itu bisa sembuh tapi tetap akan
meninggalkan bekas, begitu juga dengan kenangan-kenangan yang kita rajut”.berakhirlah
kisah manis gue dengan dia.Kenangan-kenangan itu adalah puzzle dalam hidup gue.
jika gue mencoba untuk membuang satu saja dari hidup gue maka hidup gue nggak
lengkap karena ada satu bagian yang hilang. Sebenarnya ada cara yang lebih
indah untuk menikmati kenangan, yaitu menuliskanya.
Dorami
dan Doraemon. Mereka adalah tokoh kartun dari abad 21 yang saling melengkapi
satu sama lain. Doraemon bersuara ABG keselek Hexos sedangkan Dorami bersuara
seperti cewek ketika dapet mens pertama, Dorami berwarna kuning Doraemon
berwarna Biru, Doraemon dan Dorami sama-sama memiliki kantong ajaib tetapi
berbeda fungsi. Benda-benda yang ada dalam kantong ajaib Dorami nggak ada
dikantong ajaib Doraemon, begitu juga sebaliknya. Memang mereka diciptakan
untuk saling melengkapi. Begitu banyak fakta yang gue tahu tentang sinkronisasi
antaran Dorami dan Doraemon. Begitu juga ketika pertama kali Hudita manggil gue
dengan “Doraemon” karena memang menurut dia gue adalah kucing ABG akil balig.
Begitu juga gue manggil dia dengan Dorami. Saat itu seakan tak ada yang lebih
seimbang dan serasi dari kita.
Sampai
saat ini jujur ketika gue nonton Doraemon, yang muncul diotak gue bukan film
kartun hiburan anak-anak. Tapi kenangan-kenangan tentang Hudita lah yang
seketika menjadi trending topic di otak gue. jadi terlihat aneh, ketika
orang-orang pada ketawa ngelihat Giant kayak Babon Afrika habis minum sebotol
green sand dan Suneo kaya anoa habis ngelahirin, gue hanya terdiam dan terpaku
teringat akan sebuah sureprise yang dia buat special buat gue 2 tahun yang
lalu. waktu itu tepatnya hari jum’at. Kebetulan hari itu sekolah gue libur.
Kebiasaan gue ketika libur adalah bangun pagi ketika ayam jago udah mulai tidur
siang. Maklumnya dua sejoli yang lagi dimabok asmara pasti nggak lepas dari HP,
bangun tidur gue langsung mencari-cari dimana keberadaan HP gue yang mungkin
kalo dibuat nglempar anjing bisa mati seketika. Setelah nongol diantara
tumpukan kolor, gue langsung nelfon Hudita.”maaf…nomer yang anda hubungi sedang
sibuk”. Disinilah awal mula gue berubah menjadi hell boy. Pikiran gue seketika
menjadi negative thinking.”lagi telfonan sama siapa ya dia kok ditelfon sibuk
terus nadanya?, atau mbak operatornya aja yang sok tahu!”.setan merah terus
berbisik ditelinga kiri gue. disaat ini gue sangat berharap ada peri berkumis
berbulu dada lebat yang ngalahin setan di kiri gue. tapi apa boleh buat peri
berkumis tak kunjung datang dan setan merajalela hari itu sehingga emosi gue
semakin diujung stadium 4.”oke kalo emang lo gitu gue juga bisa”.dengan penuh
angkuh gue lemparin Hp batako gue ke pintu kamar. Nahasnya pintu kamar gue
langsung retak dan Hpnya mendarat dengan selamat.Satu-satunya solusi terbaik
saat itu sebelum gue kesurupan suster ngesot hamil yaitu tidur.
Sekitar
pukul dua siang gue terbangun dan bergegas bersiap menuju sekolah karena
meskipun libur, hari ini gue ada jadwal bimbingan belajar. Gue lihat layar Hp
sama sekali nggak ada sms masuk ataupun missed call. Kesimpulan sesaat gue
waktu itu adalah.”Hudita selingkuh dan udah nggak butuh gue lagi” logika otak
suntuk teprenuhi negative thinking. Ritual mandi gue jalanin dengan penuh
emosi, bahkan gue habiskan dua botol sabun dalam sekejap di kamar mandi?( buat
apa bego! ). Ngeden gue juga penuh emosi sampai-sampai closet gue meledak karena
over volume. Setelah kelihatan cukup kece kayak anak beruang minta disusuin,
gue berangkat menuju sekolah.
Segerombolan
cewek duduk didepan kelas XI A4 terlihat asyik menggosip, sebagian dari mereka
bahkan mengeluarkan busa dari mulutnya karena kecepatan bicaranya melampaui 100
kata/menit. Terlihat juga Hudita diantara mereka. Sore itu dia kelihatan cantik
dengan baju kuning baby millow ( Baca: anak Gorila) kesukaanya. Kebetulan kelas
bimbel gue tepat diatas kelasnya Hudita. Dia senyum kearah gue ketika gue
perlahan menaiki tangga. Dengan jiwa cowok sok pahlawan dan penuh gengsi gue
mencoba pasang muka sinis kaya orang kejatuhan gelas pecah di sinetron diiringi
music gotic pula dengan mata melotot hampir lepas. Faktanya hanya ada di
sinetron ketika gelas pecah hebohnya kayak sunami.”drrtt…drrrt…drttt”.getaran
keras HP batako dikantong celana gue sempat membuat titit gue berasa seperti di
sunat ulang.”kamu marah ya sayang?”. Sebuah sms yang tak lain adalah dari
Hudita. Dengan penuh gengsi gue cuekin sms itu. dia belum nyerah juga, Hp gue
dibombastis terus hingga menimbulkan gempa yang berpusat pada getaran Hp
berkekuatan 2.5 skala richter. Demi menyelamatkan banyak jiwa di gedung lantai
tiga ini gue memutuskan mematikan Hp batako ini. dua jam bimbel gue lewatin
tanpa fokus sedikit pun, entah karena kepikiran hudita atau memang IQ gue nggak
lebih dari Baby Huey.
“drrrttt…drttttt…”.beberapa
sms membombastis Hp gue setelah kembali gue aktifin.”kamu jangan marah donk,
lihat ke arah kelasku sebelum pulang ya, aku pulang dulu, love uJ”.
Kira-kira itu sms terakhirnya Hudita. Gue menuruni tangga perlahan dengan rasa
penasaran apa yang terjadi di kelasnya Hudita. Apa mungkin Hudita berubah
menjadi Hulkwati dan membakar menghancurkan kelasnya, entahlah. Mata gue tertuju
pada sebuah penampakan seperti ini yang tetempel besar dikaca kelas XI A 4 yang
nggak lain adalah kelasnya Hudita.
Jujur reaksi pertama gue adalah bingung. Perasaan gue nggak nyalonin jadi ketua osis deh, kenapa dia bikini gue tulisan segede itu dan ditempelin di kaca kelasnya. Nggak tahu deh gimana reaksi guru selanjutnya. Nggak Cuma itu, gambar kreasi Hudita yang bawah itu juga di tag di Fb. Gue seneng sih disitu tertulis tanggal jadian kita yaitu 17 Juni 2010 hari spesial yang nggak bakal gue lupain. Emosi gue udah sedikit reda. Gue mencoba sms Hudita.”maksudnya apa nih?”.sedikit bingung meskipun aslinya pengen shit up 1000x sambil minum baygon.”iya menurutmu?”. Dia bikin gue semakin bingung. Memang cewek paling suka bikin cowok bingung dan menuntut cowok menerka kemauanya, jika cowok salah tebak maka apa yang terjadi. Cewek akan jadi hell boy versi betina alias hell girl dengan 4 tanduk sekaligus.”gue nggak tau sayang!”.mencoba memaniskan bibir siapa tahu dia terpikat dan mengurungkan niatnya untuk berubah jadi hell girl.”sureprize! aku sengaja daritadi pagi ngehindar dari kamu, soalnya daritadi pagi aku bikin ini sama temen-temen kelas sekalian bersihin kelas”. Seketika hati gue menjadi tulang lunak iga sapi bakar kecap manis (apa-apaan?). gue langsung telfon dia seketika dan bilang.”I Love U, whatever you areJ”. Gue nggak akan bisa lupa hal itu. yang gue masih inget adalah Hudita pernah janji sama gue buat ngasih tahu isi amplop warna-warni itu ke gue pas anniversary, sayangnya beberapa minggu sebelum anniversary tiba hubungan gue kandas. Sampai sekarang gue Cuma bisa menerka-nerka mungkin isi amplop itu adalah harta gono-gini kita ketika putus.
Gue
mencoba ngimbangin salah satu sifat Hudita yang suka ngasih sureprize ke gue.
sebenernya sih gue nggak jago-jago amat bikin sureprize. Ngomongin tentang
sureprize ide pertama yang muncul adalah gue bakal nglemparin granat ke
kelasnya Hudita lalu dengan sigap gue memakai celana dalam (baca:Kolor) di luar
dan berpura-pura jadi superman untuk menolongnya. Tapi niat ini gue gagalkan
mengingat ama petasan aja gue takut apalagi granat aktif. Akhirnya sebuah momen
memaksa gue untuk ngasih sureprize ke Hudita. Waktu itu gue sempet terlibat
pertengkaran hebat sama dia karena masalah privasi. Sengaja gue nggak bilang
masalahnya apa? karena memang ini privasi banget. hah? Menurut lo kita tengkar
gara-gara gue sekolah lupa pakek kolor!.damn!.kemarahan Hudita saat itu udah
lebih dari stadium 4, bahkan dia nangis dan bilang kalo nggak kuat lagi sama
gue dan minta putus. Disaat inilah gue
ngerasa begitu pentingnya dia buat gue, dia yang selama ini berdiri dibelakang
gue ikhlas mensuport gue dalam keadaan terpuruk sekalipun (cieiileh).misalnya waktu
awal kelas 3 dia berhasil menobatkan gue dari kemalasan tingkat dewa, lalu dia
maafin gue ketika gue khilaf menjalin hubungan diam-diam dengan adek kelas
cantik, dia selalu dewasa ketika gue marah-marah nggak jelas. She is my girl!.
Gue
mutusin buat ngelakuin hal ekstrim untuk minta maaf ke Hudita. Sebuah cincin
yang gue dapetin dengan penuh perjuangan akhirnya menjadi sebuah tanda maaf gue
buat dia. Gue bilang penuh perjuangan karena itu duit terakhir gue didompet.
Hidup gue setengah bulan setelah itu terpaksa untuk puasa demi sepasang cincin. Sore itu kebetulan gue dan dia bimbel bareng.
Ketika berangkat gue papasan sama dia dan dia sama sekali nggak mau ngelihat
wajah gue. disaat seperti ini mungkin wajah gue seperti hulk jerawatan lupa
cukur kumis buat dia. Tanpa sepengetahuanya gue kerjasama sama temen-temen
deketnya. Gue suruh temen-temenya ngajak Hudita pulang lewat tangga tengah dan
mastiin buat ketemu gue. saatnya pun tiba, anak-anak berhamburan keluar kelas.
Hudita terlihat dengn segerombolan temanya ngobrol di tangga lantai dua. gue
bergegas mendekati dia. Tanpa gue pikir lagi mau taruh dimana urat malu gue,
atau mungkin urat malu gue udah putus, tanpa basa-basi gue ngeluarin cincin dan
bilang.”maafin aku ya, I love U”.di depan segitu banyaknya anak manusia bubaran
bimbel. Tipsnya agar lo bisa ngelakuin hal seperti gue adalah anggaplah semua
orang seperti trenggiling epilepsi. Hudita pun sukses tersipu malu dengan pipi
chabi merah merona kayak bakpao ketumpahan sirup strobery marjan. Dengan
malu-malu dia ngambil cincinya. Sekaligus gue kembali berhasil mengambil
hatinya yang hampir aja pergi dan pindah ke lain hati.
Dia
berkesan banget buat gue. dari beberapa mantan gue dia termasuk cewek gue yang
paling nurut. Pernah waktu liburan semester 1 minggu dia nggak keluar rumah
karena nggak gue bolehin. Sampek urusan pakaian pun dia ijin ke gue.”sayang aku
pakek ini boleh nggak yang?”. Ini yang ngebuat gue suka. Dia tahu kapan harus
perhatian ke gue dan kapan harus ikhlas dan nggak nuntut gue. waktu itu jug
ague pernah malem-malem panic dan langsung cabut kerumahnya ketika mendapat
kabar dari temenya kalau Hudita sakit tadi waktu istirahat sekolah dia dijemput
pulang. Memang kalo dia sakit nggak pernah mau cerita ke gue. gue samperin ke rumahnya
eh ternyata dia udah sembuh dan bukanya nemuin gue dia malah asyik nonton bola
di depan tv dan membiarkan gue ngobrol dengan mamahnya ( baca: mertua ) hingga
larut malam, kira-kira jam 11. untung aja mamanya ramah, baik cantik dan
fleksibel sama gue mungkin karena lampu hijau udah nyala saat itu. tapi
sekarang gue harus menerima sebuah kenyataan pait karena tepat sebelum
anniversary gue sama dia, kita putus karena korban LDR.
Gue
sempet sedikit kesiksa dengan keadaan. Apalagi ketika ngelihat time linenya
dia, mention-mentionya dia sama temen-temen cowok. Dan terakhir yang paling
update. Dia udah punya seorang cowok yang ngegantiin posisi gue di hatinya.
Tapi nggak apa-apalah seenggaknya kenangan ini sudah gue tulis sebagai kenangan
yang tersirat. Sampai sekarang pun barang-barang couple gue sama dia dulu masih
tersimpen rapi meskipun sebagian ada yang pecah karena gue banting. Maklum saat
itu gue masih ababil alias abg labil. Satu pelajaran yang bisa lo pada ambil
dari cerita ini yaitu”seseorang akan terasa lebih berarti jika dia telah pergi
maka cepat sadarilah dan jaga dia baik-baik”. Obrol sekarang gue udah
sepenuhnya ikhlas dan hampir pasti udah open mind, dan biasa lagi sama dia
sebagai seorang teman. Karena waktu itu kita sempet musuhan sebentar,
blokir-blokiran Hp. Untung aja belum sampek gue pasang reactor nuklir rumahnya.
Gue juga nggak tahu pastinya seperti apa perasaan gue sama dia? Masihkah
seperti dulu? Yang jelas gue nggak yakin apa yang gue rasain sekarang masih
sama seperti dulu. Let by gones be bygones. DORAMI & DORAEMON IN MEMORIAN (
17 Juni 2010 – 05 Mei 2012 ).
0 comments:
Post a Comment