Tuesday, 3 September 2013

Kenangan Cinta Dorami VS Doraemon


Saat ini, detik ini juga gue lagi duduk ditempat pertama kali gue ngedath sama salah satu mantan gue namanya Hudita. Tempat yang indah dipinggir pantai, semilir angin menambah sempurna suasana. Kenangan itu muncul kembali ke permukaan. 3 tahun yang lalu gue duduk di tempat ini nggak sendirian. Ada sesosok hawa yang menemani gue malem itu. gue masih inget betul senyumnya, manjanya bercandanya bahkan kata-kata terakhir sebelum kita pulang karena hujan”hmmm…suasananya nggak mendukung ya”.ucap dia sedikit kecewa dengan rintik hujan yang mulai turun. memang gue nggak Cuma sekali menjalin hubungan cinta sama cewek. Tapi, dari semua hubungan itu, Hudita lah yang paling lama ada disamping gue dan selalu support gue dalam keadaan apapun. 2 tahun gue laluin bersama. Banyak kenangan indah yang udah dia kasih ke gue. kata-kata terakhir yang selalu gue inget dari dia sebelum kita putus adalah”luka itu bisa sembuh tapi tetap akan meninggalkan bekas, begitu juga dengan kenangan-kenangan yang kita rajut”.berakhirlah kisah manis gue dengan dia.Kenangan-kenangan itu adalah puzzle dalam hidup gue. jika gue mencoba untuk membuang satu saja dari hidup gue maka hidup gue nggak lengkap karena ada satu bagian yang hilang. Sebenarnya ada cara yang lebih indah untuk menikmati kenangan, yaitu menuliskanya.
Dorami dan Doraemon. Mereka adalah tokoh kartun dari abad 21 yang saling melengkapi satu sama lain. Doraemon bersuara ABG keselek Hexos sedangkan Dorami bersuara seperti cewek ketika dapet mens pertama, Dorami berwarna kuning Doraemon berwarna Biru, Doraemon dan Dorami sama-sama memiliki kantong ajaib tetapi berbeda fungsi. Benda-benda yang ada dalam kantong ajaib Dorami nggak ada dikantong ajaib Doraemon, begitu juga sebaliknya. Memang mereka diciptakan untuk saling melengkapi. Begitu banyak fakta yang gue tahu tentang sinkronisasi antaran Dorami dan Doraemon. Begitu juga ketika pertama kali Hudita manggil gue dengan “Doraemon” karena memang menurut dia gue adalah kucing ABG akil balig. Begitu juga gue manggil dia dengan Dorami. Saat itu seakan tak ada yang lebih seimbang dan serasi dari kita.
Sampai saat ini jujur ketika gue nonton Doraemon, yang muncul diotak gue bukan film kartun hiburan anak-anak. Tapi kenangan-kenangan tentang Hudita lah yang seketika menjadi trending topic di otak gue. jadi terlihat aneh, ketika orang-orang pada ketawa ngelihat Giant kayak Babon Afrika habis minum sebotol green sand dan Suneo kaya anoa habis ngelahirin, gue hanya terdiam dan terpaku teringat akan sebuah sureprise yang dia buat special buat gue 2 tahun yang lalu. waktu itu tepatnya hari jum’at. Kebetulan hari itu sekolah gue libur. Kebiasaan gue ketika libur adalah bangun pagi ketika ayam jago udah mulai tidur siang. Maklumnya dua sejoli yang lagi dimabok asmara pasti nggak lepas dari HP, bangun tidur gue langsung mencari-cari dimana keberadaan HP gue yang mungkin kalo dibuat nglempar anjing bisa mati seketika. Setelah nongol diantara tumpukan kolor, gue langsung nelfon Hudita.”maaf…nomer yang anda hubungi sedang sibuk”. Disinilah awal mula gue berubah menjadi hell boy. Pikiran gue seketika menjadi negative thinking.”lagi telfonan sama siapa ya dia kok ditelfon sibuk terus nadanya?, atau mbak operatornya aja yang sok tahu!”.setan merah terus berbisik ditelinga kiri gue. disaat ini gue sangat berharap ada peri berkumis berbulu dada lebat yang ngalahin setan di kiri gue. tapi apa boleh buat peri berkumis tak kunjung datang dan setan merajalela hari itu sehingga emosi gue semakin diujung stadium 4.”oke kalo emang lo gitu gue juga bisa”.dengan penuh angkuh gue lemparin Hp batako gue ke pintu kamar. Nahasnya pintu kamar gue langsung retak dan Hpnya mendarat dengan selamat.Satu-satunya solusi terbaik saat itu sebelum gue kesurupan suster ngesot hamil yaitu tidur.
Sekitar pukul dua siang gue terbangun dan bergegas bersiap menuju sekolah karena meskipun libur, hari ini gue ada jadwal bimbingan belajar. Gue lihat layar Hp sama sekali nggak ada sms masuk ataupun missed call. Kesimpulan sesaat gue waktu itu adalah.”Hudita selingkuh dan udah nggak butuh gue lagi” logika otak suntuk teprenuhi negative thinking. Ritual mandi gue jalanin dengan penuh emosi, bahkan gue habiskan dua botol sabun dalam sekejap di kamar mandi?( buat apa bego! ). Ngeden gue juga penuh emosi sampai-sampai closet gue meledak karena over volume. Setelah kelihatan cukup kece kayak anak beruang minta disusuin, gue berangkat menuju sekolah.
Segerombolan cewek duduk didepan kelas XI A4 terlihat asyik menggosip, sebagian dari mereka bahkan mengeluarkan busa dari mulutnya karena kecepatan bicaranya melampaui 100 kata/menit. Terlihat juga Hudita diantara mereka. Sore itu dia kelihatan cantik dengan baju kuning baby millow ( Baca: anak Gorila) kesukaanya. Kebetulan kelas bimbel gue tepat diatas kelasnya Hudita. Dia senyum kearah gue ketika gue perlahan menaiki tangga. Dengan jiwa cowok sok pahlawan dan penuh gengsi gue mencoba pasang muka sinis kaya orang kejatuhan gelas pecah di sinetron diiringi music gotic pula dengan mata melotot hampir lepas. Faktanya hanya ada di sinetron ketika gelas pecah hebohnya kayak sunami.”drrtt…drrrt…drttt”.getaran keras HP batako dikantong celana gue sempat membuat titit gue berasa seperti di sunat ulang.”kamu marah ya sayang?”. Sebuah sms yang tak lain adalah dari Hudita. Dengan penuh gengsi gue cuekin sms itu. dia belum nyerah juga, Hp gue dibombastis terus hingga menimbulkan gempa yang berpusat pada getaran Hp berkekuatan 2.5 skala richter. Demi menyelamatkan banyak jiwa di gedung lantai tiga ini gue memutuskan mematikan Hp batako ini. dua jam bimbel gue lewatin tanpa fokus sedikit pun, entah karena kepikiran hudita atau memang IQ gue nggak lebih dari Baby Huey.
“drrrttt…drttttt…”.beberapa sms membombastis Hp gue setelah kembali gue aktifin.”kamu jangan marah donk, lihat ke arah kelasku sebelum pulang ya, aku pulang dulu, love uJ”. Kira-kira itu sms terakhirnya Hudita. Gue menuruni tangga perlahan dengan rasa penasaran apa yang terjadi di kelasnya Hudita. Apa mungkin Hudita berubah menjadi Hulkwati dan membakar menghancurkan kelasnya, entahlah. Mata gue tertuju pada sebuah penampakan seperti ini yang tetempel besar dikaca kelas XI A 4 yang nggak lain adalah kelasnya Hudita.


Jujur reaksi pertama gue adalah bingung. Perasaan gue nggak nyalonin jadi ketua osis deh, kenapa dia bikini gue tulisan segede itu dan ditempelin di kaca kelasnya. Nggak tahu deh gimana reaksi guru selanjutnya. Nggak Cuma itu, gambar kreasi Hudita yang bawah itu juga di tag di Fb. Gue seneng sih disitu tertulis tanggal jadian kita yaitu 17 Juni 2010 hari spesial yang nggak bakal gue lupain. Emosi gue udah sedikit reda. Gue mencoba sms Hudita.”maksudnya apa nih?”.sedikit bingung meskipun aslinya pengen shit up 1000x sambil minum baygon.”iya menurutmu?”. Dia bikin gue semakin bingung. Memang cewek paling suka bikin cowok bingung dan menuntut cowok menerka kemauanya, jika cowok salah tebak maka apa yang terjadi. Cewek akan jadi hell boy versi betina alias hell girl dengan 4 tanduk sekaligus.”gue nggak tau sayang!”.mencoba memaniskan bibir siapa tahu dia terpikat dan mengurungkan niatnya untuk berubah jadi hell girl.”sureprize! aku sengaja daritadi pagi ngehindar dari kamu, soalnya daritadi pagi aku bikin ini sama temen-temen kelas sekalian bersihin kelas”. Seketika hati gue menjadi tulang lunak iga sapi bakar kecap manis (apa-apaan?). gue langsung telfon dia seketika dan bilang.”I Love U, whatever you areJ”. Gue nggak akan bisa lupa hal itu. yang gue masih  inget adalah Hudita pernah janji sama gue buat ngasih tahu isi amplop warna-warni itu ke gue pas anniversary, sayangnya beberapa minggu sebelum anniversary tiba hubungan gue kandas. Sampai sekarang gue Cuma bisa menerka-nerka mungkin isi amplop itu adalah harta gono-gini kita ketika putus.
Gue mencoba ngimbangin salah satu sifat Hudita yang suka ngasih sureprize ke gue. sebenernya sih gue nggak jago-jago amat bikin sureprize. Ngomongin tentang sureprize ide pertama yang muncul adalah gue bakal nglemparin granat ke kelasnya Hudita lalu dengan sigap gue memakai celana dalam (baca:Kolor) di luar dan berpura-pura jadi superman untuk menolongnya. Tapi niat ini gue gagalkan mengingat ama petasan aja gue takut apalagi granat aktif. Akhirnya sebuah momen memaksa gue untuk ngasih sureprize ke Hudita. Waktu itu gue sempet terlibat pertengkaran hebat sama dia karena masalah privasi. Sengaja gue nggak bilang masalahnya apa? karena memang ini privasi banget. hah? Menurut lo kita tengkar gara-gara gue sekolah lupa pakek kolor!.damn!.kemarahan Hudita saat itu udah lebih dari stadium 4, bahkan dia nangis dan bilang kalo nggak kuat lagi sama gue dan minta putus.  Disaat inilah gue ngerasa begitu pentingnya dia buat gue, dia yang selama ini berdiri dibelakang gue ikhlas mensuport gue dalam keadaan terpuruk sekalipun (cieiileh).misalnya waktu awal kelas 3 dia berhasil menobatkan gue dari kemalasan tingkat dewa, lalu dia maafin gue ketika gue khilaf menjalin hubungan diam-diam dengan adek kelas cantik, dia selalu dewasa ketika gue marah-marah nggak jelas. She is my girl!.
Gue mutusin buat ngelakuin hal ekstrim untuk minta maaf ke Hudita. Sebuah cincin yang gue dapetin dengan penuh perjuangan akhirnya menjadi sebuah tanda maaf gue buat dia. Gue bilang penuh perjuangan karena itu duit terakhir gue didompet. Hidup gue setengah bulan setelah itu terpaksa untuk puasa demi sepasang cincin.  Sore itu kebetulan gue dan dia bimbel bareng. Ketika berangkat gue papasan sama dia dan dia sama sekali nggak mau ngelihat wajah gue. disaat seperti ini mungkin wajah gue seperti hulk jerawatan lupa cukur kumis buat dia. Tanpa sepengetahuanya gue kerjasama sama temen-temen deketnya. Gue suruh temen-temenya ngajak Hudita pulang lewat tangga tengah dan mastiin buat ketemu gue. saatnya pun tiba, anak-anak berhamburan keluar kelas. Hudita terlihat dengn segerombolan temanya ngobrol di tangga lantai dua. gue bergegas mendekati dia. Tanpa gue pikir lagi mau taruh dimana urat malu gue, atau mungkin urat malu gue udah putus, tanpa basa-basi gue ngeluarin cincin dan bilang.”maafin aku ya, I love U”.di depan segitu banyaknya anak manusia bubaran bimbel. Tipsnya agar lo bisa ngelakuin hal seperti gue adalah anggaplah semua orang seperti trenggiling epilepsi. Hudita pun sukses tersipu malu dengan pipi chabi merah merona kayak bakpao ketumpahan sirup strobery marjan. Dengan malu-malu dia ngambil cincinya. Sekaligus gue kembali berhasil mengambil hatinya yang hampir aja pergi dan pindah ke lain hati.
Dia berkesan banget buat gue. dari beberapa mantan gue dia termasuk cewek gue yang paling nurut. Pernah waktu liburan semester 1 minggu dia nggak keluar rumah karena nggak gue bolehin. Sampek urusan pakaian pun dia ijin ke gue.”sayang aku pakek ini boleh nggak yang?”. Ini yang ngebuat gue suka. Dia tahu kapan harus perhatian ke gue dan kapan harus ikhlas dan nggak nuntut gue. waktu itu jug ague pernah malem-malem panic dan langsung cabut kerumahnya ketika mendapat kabar dari temenya kalau Hudita sakit tadi waktu istirahat sekolah dia dijemput pulang. Memang kalo dia sakit nggak pernah mau cerita ke gue. gue samperin ke rumahnya eh ternyata dia udah sembuh dan bukanya nemuin gue dia malah asyik nonton bola di depan tv dan membiarkan gue ngobrol dengan mamahnya ( baca: mertua ) hingga larut malam, kira-kira jam 11. untung aja mamanya ramah, baik cantik dan fleksibel sama gue mungkin karena lampu hijau udah nyala saat itu. tapi sekarang gue harus menerima sebuah kenyataan pait karena tepat sebelum anniversary gue sama dia, kita putus karena korban LDR.
Gue sempet sedikit kesiksa dengan keadaan. Apalagi ketika ngelihat time linenya dia, mention-mentionya dia sama temen-temen cowok. Dan terakhir yang paling update. Dia udah punya seorang cowok yang ngegantiin posisi gue di hatinya. Tapi nggak apa-apalah seenggaknya kenangan ini sudah gue tulis sebagai kenangan yang tersirat. Sampai sekarang pun barang-barang couple gue sama dia dulu masih tersimpen rapi meskipun sebagian ada yang pecah karena gue banting. Maklum saat itu gue masih ababil alias abg labil. Satu pelajaran yang bisa lo pada ambil dari cerita ini yaitu”seseorang akan terasa lebih berarti jika dia telah pergi maka cepat sadarilah dan jaga dia baik-baik”. Obrol sekarang gue udah sepenuhnya ikhlas dan hampir pasti udah open mind, dan biasa lagi sama dia sebagai seorang teman. Karena waktu itu kita sempet musuhan sebentar, blokir-blokiran Hp. Untung aja belum sampek gue pasang reactor nuklir rumahnya. Gue juga nggak tahu pastinya seperti apa perasaan gue sama dia? Masihkah seperti dulu? Yang jelas gue nggak yakin apa yang gue rasain sekarang masih sama seperti dulu. Let by gones be bygones. DORAMI & DORAEMON IN MEMORIAN ( 17 Juni 2010 – 05 Mei 2012 ).  

0 comments:

Post a Comment