Sulit mendeskripsikan Bahagia
melalui raut mukamu.
Begitu juga bangga, sayang atau pun
kecewa.
Hanya tatapan tegas dan pasti.
Hanya sorot mata tajam penuh arti.
Yang bisa aku tangkap tanpa
hipotesa yang pasti.
Seiring waktu berjalan, hatiku
berhasil menjawabnya.
Menjawab dengan hipotesa yang
pasti.
Menjawab setiap kata yang tak akan
pernah bisa terlupa.
“fiq...cepat belajar”.
“fiq...cepat sholat”.
“fiq...ayo ke masjid”.
Begitu juga setiap perintah untuk
mencuci mobil hitam kesayangan
Perintah menguras bak mandi setiap
minggu
Dan membiarkan semuanya ku atasi
sendiri ketika masih bocah.
“sayang..sayang..sayang”.
Sekarang aku paham, kata itu yang
mendasari setiap perintahmu
Setiap ketegasanmu. Setiap kedisiplinanmu.
Camkan dengan hipotesa yang pasti
“you will get what you do”.
Sebuah karakter melekat dalam
sanubari
Soskmu tak akan pernah terganti
Akan berusaha ku tebus semua dengan
membuatmu tersenyum
Tersenyum bahagia dan bangga
Yang tak pernah ku dapat selama
engkau bersamaku di dunia
Lihatlah dan amatilah dengan seksama
dari singgasanaNya
Inilah cucumu yang telah tumbuh
dewasa dengan hati yang tetap untukmu.
“I Love You”. Mbah kung.( 1939-2013
).
Selamat
datang kembali dunia maya, apa kabar?. Terhitung sudah 6 hari gue meninggalkan
perangkat PC yang biasanya jarang berhenti menjelajahi antar waktu, antar
tempat untuk memuaskan daya tamping fantasi di otak gue. apa sesuatu yang
berhasil bikin gue spontan melupakan
seperangkat alat yang biasanya erat menjadi soulmate gue sehari-hari?
Apa gue punya selingkuhan PC yang baru? Atau gue berniat mempoligami PC gue
dengan PC yang baru karena masih cinta dengan yang lama tapi tak tahan dengan
yang baru?.nggak guys, gue nggak sejahat itu. buat gue PC gue yang sekarang
tetep yang tercantik, meskipun belum SVGA, intelnya belum core I.9, hard
disknya belum 1 tera dan Ramnya belum 500 giga. Tetep si putih ini yang
terindah dan slalu terindah.*jungkir balik*. Oke sebelum semua mulai ngaco dan
dunia terbalik semua orang pake sempak di luar. Gue mulai postingan serius
ini.*benerin Kerah*
Seminggu
yang lalu tepatnya tanggal 23-08-2013 sekitar jam 5 sore gue lagi duduk santai
menikmati semangkuk bakso dengan sambal ekstra pedas. Refleks lapisan epidermis
kulit gue yang masih normal adalah mengeluarkan keringat dengan intensitas
banjir bantaran sungai ciliwung. Tissue nggak mampu lagi membendung derasnya
cairan h2so4 ini keluar dari sekujur tubuh. Mungkin perlu beberapa lusin
pembalut wanita untuk menghentikan keringet ini.
“teng…tong..teng..teng”.Hp
nyokap gue tiba-tiba bunyi. Nyokap yang masih di dapur berteriak nyuruh gue
ambilin telfonya.
“fiq, angkat telfonya,
bawa kesini”. Karena gue anak pintar, gue angkat telfonya dan gue bawa ke
dapur. Sampai di dapur eh telfonya udah mati. Memang musim php. Nggak lama
kemudian masuk 1 pesan baru. Gue buka perlahan dengan penuh rasa penasaran.
Betapa terkejutnya gue ketika membaca sms dari tante gue yang kurang lebih
isinya kayak gini.
“Fiq, mbah kung meninggal barusan”.bergegas
gue tunjuin sms itu ke nyokap. Nyokap yang terkejut langsung telfon memastikan
kebenaran kabar tersebut.
“halo,
assalamu’alaikum, gimana nock? Ini bener apa nggak?.”.nock adalah panggilan
akrab tante gue. nyokap terlihat sangat panic seolah nggak percaya.
“uhuk..uhuk…udah mbak,
aku nggak kuat”.suara sesenggukan tangisan tante bercampur dengan nafas
tersengal cukup meyakinkan gue dan nyokap kalo kabar tentang mbah kung memang
bener adanya. Seketika tanpa pikir panjang gue langsung bersiap dengan celana
jeans usang yang sudah beberapa hari ini belum sempat gue cuci, dan kemeja
hitam yang tercentel rapi di balik pintu kamar.
“aku ke rumah mbah kung
sekarang”. Saat itu yang terpikir di otak gue adalah sosok laki-laki hebat yang
tak lain adalah kakek gue. gelisah, cemas dan bingung tercampur menjadi satu
semakin cepat memacu tubuh ini menghasilkan gerakan dan aktivitas yang tak
terkontrol.
“mas, anterin aku ke
terminal sekarang”.beruntung ada mas-mas yang biasanya ngebantuin nyokap sedang
stand by di depan rumah.
“aku berangkat
dulu”.tergesa-gesa gue mencium tangan halus nyokap gue yang sedikit kental
dengan aroma kare ayam setengah matang.
Rona
kesedihan begitu terasa ketika gue berpacu dengan waktu menggunakan motor
kesayangan. Gas gue tarik dalem-dalem tanpa memedulikan keselamatan sendiri. Egois
memang tapi setidaknya ada satu hal besar yang membuat gue kacau seperti ini.
mungkin menurut kalian sosok kakek nggak lebih berarti daripada ayah yang
selalu berada di samping kita. Tapi itu semua nggak berlaku buat gue. dalam
hidup gue kakek sama tingkatnya sama levelnya dan sama posisinya dengan ayah.
kakek gue telah berhasil menjadi ayah kedua buat gue setelah ayah gue meninggal
pada saat gue masih berusia 9 tahun. dengan telaten kakek gue membimbing cucu
sulung bengalnya ini tanpa sedikitpun mengeluh.
3
tahun hidup bersama kakek sewaktu gue smp berhasil menggoreskan deskripsi
begitu dalam tentang sosok KH Muhammad Imam Fachrurrozie SH itulah nama indah
kakek gue. disiplin, tegas, teguh pendirian dan punya cara tersendiri
menunjukan rasa sayangnya tehadap cucunya. Selama kakek gue hidup ampek
sekarang gue nggak pernah secara sadar mendengar ucapan.”kakek sayang sama kamu”.
Keluar dari mulut kakek buat gue. hari-hari gue dihiasi dengan kata-kata
monoton penuh ketegasn.”fiq..sholat, Fiq..belajar, Fiq matikan TV, Fiq..ke
mesjid, Fiq…sudah makan apa belum?”.sepintas mungkin terlihat seperti dictator hitler
yang memerintah begitu banyak pasukanya, tapi ini hal yang berbeda. Dengan itulah
kakek gue menunjukan dan mengekspresikan kasih sayang kepada cucunya. Bahkan untuk
mendapat uang jajan tambahan tak jarang gue harus rela nyuci mobil kakek
terlebih dahulu atau ngepel rumah kakek bahkan lengkap dengan menguras bak
mandi. Ini bukan bak mandi, ini bukan eksploitasi. Tapi itulah pengajaran
terindah mengenai hidup. Dan itu juga yang berhasil gue camkan hingga sekarang,
bahwa dunia itu keras. Kita akan dapatkan apa yang kita lakukan. We will get
what we do. Iya itu pelajaran terpenting yang diambil dari pola kakek gue.
terhitung selama gue hidup berdampingan dengan kakek hanya sekali gue ngerasa
berhasil bikin kakek bangga, yaitu ketika penerimaan rapor kelas dua smp dan
gue berhasil menyabet ranking dua di kelas. Kakek mengambil rapot gue dengan
rona bahagia. Nggak seperti biasanya bahkan pagi itu gue berangkat dan pulang
diantar dan dijemput langsung oleh kakek menggunakan sedan corolla hitam tahun
90-anya. Perjalanan pulang gue waktu itu berhenti di sebuah warung nasi pecel
langganan kakek. Pagi itu juga mungkin sebagai wujud bangga kakek, gue
ditraktir makan nasi pecel. Meskipun begitu tetap saja kakek enggan bilang
kalau dia bangga sekali dengan cucunya. Gue hanya menerka-nerka dari raut muka
dan tingkahnya pad ague yang tak seperti biasa. Biasanya gue berangkat sekolah
naik sepeda sendiri. Nggak pernah juga kakek neraktir gue seperti kejadian itu.
hipotesis sementara gue adalah beliau bangga dengan cucu sulungnya ini.
Dibalik
parasnya yang tampan dan gagah, dan pembawaanya yang elegan, jaim serta tegas. Kakek
gue adalah sosok penyayang. Hipotesis gue tentang itu semakin kuat ketika
memori gue kembali pada zaman kelas tiga smp dulu. Waktu itu gue pulang study tour
sekolah kira-kira jam 12 malam. Gue bingung harus pulang nebeng siapa? Atau naik
apa? Nggak mungkin juga jam segitu ada angkutan, ojek atau becak. Yang ada
mungkin adalah ghostbuster narik ojek karena udah pensiun jadi artis. Perasaan gue
berkecamuk antara yakin atau tidak untuk menelfon kakek. Jelas jam segini kakek
sudah tidur. Dan apa mungkin dia mau ngejemput gue. gue nggak begitu yakin. Tapi
keadaanlah yang akhirnya memaksa gue untuk tetap memencet tombol Hp dan
menelfon kakek.
“halo, assalamua’laikum,
siapa?”.suara serak kakek mengangkat telfon setelah beberapa saat agak lama. Jelas
dari suara ini kakek terbangun dari tidur nyenyaknya.
“ini Rofiq mbah kung,
Rofiq sudah sampai sekolah…tutt..tutt…tutt…”.mbah kung adalah panggilan untuk
kakek versi orang jawa timur dan jawa tengah. Belum sampai gue menyelesaikan
obrolan gue untuk memperjelas maksud dan tujuan, mbah kung sudah menutup
telfonya. Malam itu gue semakin pesimis mbah kung akan menjemput. Tapi dalam
ketidak pastian itu hati gue terus meyakinkan bahwa mbah kung pasti datang
menjemput gue. benar saja, 10 menit kemudian beliau datang dengan sedan hitam
kesayanganya membuakakan pintu dan bagasi tanpa sedikitpun ekspresi dan
basa-basi. Bahkan untuk sekedar menanyakan.”kamu baik-baik aja?”.pun tidak
keluar dari mulut beliau. Inilah cara yang sangan unik mbah kung menunjukan
sayangnya. Dia sayang tetapi tak mau menunjukan mentah-mentah kepada orang yang
disayanginya.
Beliau
begitu tegas dan adil. Beliau selalu meletakan sesuatu pada tempatnya. Pernah waktu
itu gue masih kelas satu smp. Untuk pertama kalinya gue mengenal yang namanya
cinta pertama. Ketika itu Hp masih belum ada, jadi Pedekate gue lakukan dengan
surat seadanya dan melancarkan telfon rumah setiap habis maghrib. Karena itulah
waktu yang aman menurut gue. setiap habis maghrib mbah kung mengisi pengajian
di masjid. Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Itulah peribahasa
yang patut menggambarkan suasana tegang ketika mbah kung menunjukan tagihan
telfon yang membengkak di akhir bulan. Seolah tanpa dosa dengan entengnya gue
bilang.”nggak tahu mbah kung?”. Tapi mbah kung nggak berhenti sampai disitu
saja. Beliau melacak nomor telfon yang paling sering dihubungi dan akhirnya
terbongkar sudah bahwa gue adalah pelaku utama dibalik membengkaknya tagihan
telfon. Bahkan tak sampai disitu. Mbah kung menghubungi orang tua gebetan
pertama gue dan mengultimattum untuk menjauhkan anaknya dari gue. seperti
sinetron memang, tapi ini kisah nyata. Dan nyatanya setelah kejadian itu
gebetan gue perlahan tapi pasti menjauh dan seperti melihat zombie jomblo
ketika berpapasan dengan gue.
Sebuah
penyesalan berarti buat gue. baru saja hari minggu kemaren gue pamit sama mbah
kung untuk pulang setelah menghabiskan beberp minggu libur kuliah gue menemani
kesendirian mbah kung. Disinilah gue begitu melihat kebijaksanaan mbah kung. Beliau
tak lagi teriak-teriak menyuruh gue sholat, menyuruh gue bangun, bahkan beliau
membiarkan gue menonton tv hingga larut malam. Pada akhirnya gue sadari ada
kebijaksanaan besar yang tersimpan dibalik perubahan drastic sikap mbah kung ke
gue. beliau menganggap gue sudah cukup dewasa untuk melakukan mana sesuatu yang
benar dan mana yang seharusnya tidak dilakukan. Hingga detik-detik terakhir gue
pamit untuk pulang di hari minggu gue melihat mbah kung masih sehat, segar
bugar tanpa kurang suatu apapun duduk santai di teras rumahnya. Itulah hal yang
paling vavorit menurutnya. Bahkan mbah kung sempat memberikan gue uang jajan
yang cukup banyak seblum gue pulang.
Keesokan
harinya senin. Gue mendapat sms dari tante ketika masih berada di perjalanan
nganterin adek gue yang pertama ke pondoknya.
“fiq, mbah kung sakit, kamu bisa
kesini nggak”.entah kenapa ketika gue membaca sms itu sama sekali
nggak ada perasaan cemas atau khawatir seperti biasanya. Perasaan gue
santai-santai saja dan yakin semua akan baik-baik saja.
“maaf bulek, Rofiq lagi di
perjalanan nganter dek Robith”. Dengan entengnya gue menolak
permintaan tante gue tanpa gue sadari itulah kesempatan gue bertemu mbah kung
untuk terakhir kali.
“ya sudah, kalo besok tidak repot
usahakan kesini”.
Keesokan
harinya selasa, gue kembali mendapat sms dari tante gue mengabarkan keadaan
mbah kung.
“kamu nggak usah kesini fiq, mbah
kung sudah sembuh”. Gue merasa lega dan nggak perlu lagi
kembali ke rumah mbah kung.
Hari
jum’at 23-08-2013 adalah hari penyesalan puncak buat gue ketika gue memasuki
masjid tempat jenazah kakek disemayamkan untuk sejenak disholatkan. Gue mencoba
tegar menahan air mata karena ingat pesan yang pernah beliau nasehatkan sama
gue.”besok kalo kakek nggak ada, kamu nggak boleh cengeng”. Gue mencoba khusyuk
melakukan sholat jenazah untuk kakek. Gue mengiringi keberangkatan kakek menuju
peristirahatanya diriringi ratusan jama’ahnya. Bahakan gue bersyukur sempat
turun ke liang lahat untuk memeluk terakhir kalinya tubuh kaku kakek dan
menyandarkan kepalanya kepada posisi yang tepat menghadap sang khaliq.
Detik
ini juga gue nulis postingan ini terasa semakin sendiri. Setelah ayah menghadap
sang pencipta terlebih dahulu sekarang kakek yang menghadapNya. Gue kehilangan
dua laki-laki tangguh dan hebat dalam hidup gue. beribu-ribu motivasi terlecut
di hati gue untuk membahagiakan ibu dan kedua adek-adek gue sehingga membuat
mereka tersenyum bangga bahagia diharibaaNya. I love You mbah kung. Thank you
for all. Semoga gue bisa jadi cucu yang baik seperti didikan anda dan yang anda
inginkan.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل