Wednesday, 28 August 2013

Puisi dan Kisah tak berjudul untuk Mbah Kung

Sulit mendeskripsikan Bahagia melalui raut mukamu.
Begitu juga bangga, sayang atau pun kecewa.
Hanya tatapan tegas dan pasti.
Hanya sorot mata tajam penuh arti.
Yang bisa aku tangkap tanpa hipotesa yang pasti.
Seiring waktu berjalan, hatiku berhasil menjawabnya.
Menjawab dengan hipotesa yang pasti.
Menjawab setiap kata yang tak akan pernah bisa terlupa.
“fiq...cepat belajar”.
“fiq...cepat sholat”.
“fiq...ayo ke masjid”.
Begitu juga setiap perintah untuk mencuci mobil hitam kesayangan
Perintah menguras bak mandi setiap minggu
Dan membiarkan semuanya ku atasi sendiri ketika masih bocah.
“sayang..sayang..sayang”.
Sekarang aku paham, kata itu yang mendasari setiap perintahmu
Setiap ketegasanmu. Setiap kedisiplinanmu.
Camkan dengan hipotesa yang pasti
“you will get what you do”.
Sebuah karakter melekat dalam sanubari
Soskmu tak akan pernah terganti
Akan berusaha ku tebus semua dengan membuatmu tersenyum
Tersenyum bahagia dan bangga
Yang tak pernah ku dapat selama engkau bersamaku di dunia
Lihatlah dan amatilah dengan seksama dari singgasanaNya
Inilah cucumu yang telah tumbuh dewasa dengan hati yang tetap untukmu.
“I Love You”. Mbah kung.( 1939-2013 ).
Selamat datang kembali dunia maya, apa kabar?. Terhitung sudah 6 hari gue meninggalkan perangkat PC yang biasanya jarang berhenti menjelajahi antar waktu, antar tempat untuk memuaskan daya tamping fantasi di otak gue. apa sesuatu yang berhasil bikin gue spontan melupakan  seperangkat alat yang biasanya erat menjadi soulmate gue sehari-hari? Apa gue punya selingkuhan PC yang baru? Atau gue berniat mempoligami PC gue dengan PC yang baru karena masih cinta dengan yang lama tapi tak tahan dengan yang baru?.nggak guys, gue nggak sejahat itu. buat gue PC gue yang sekarang tetep yang tercantik, meskipun belum SVGA, intelnya belum core I.9, hard disknya belum 1 tera dan Ramnya belum 500 giga. Tetep si putih ini yang terindah dan slalu terindah.*jungkir balik*. Oke sebelum semua mulai ngaco dan dunia terbalik semua orang pake sempak di luar. Gue mulai postingan serius ini.*benerin Kerah*
Seminggu yang lalu tepatnya tanggal 23-08-2013 sekitar jam 5 sore gue lagi duduk santai menikmati semangkuk bakso dengan sambal ekstra pedas. Refleks lapisan epidermis kulit gue yang masih normal adalah mengeluarkan keringat dengan intensitas banjir bantaran sungai ciliwung. Tissue nggak mampu lagi membendung derasnya cairan h2so4 ini keluar dari sekujur tubuh. Mungkin perlu beberapa lusin pembalut wanita untuk menghentikan keringet ini.
“teng…tong..teng..teng”.Hp nyokap gue tiba-tiba bunyi. Nyokap yang masih di dapur berteriak nyuruh gue ambilin telfonya.
“fiq, angkat telfonya, bawa kesini”. Karena gue anak pintar, gue angkat telfonya dan gue bawa ke dapur. Sampai di dapur eh telfonya udah mati. Memang musim php. Nggak lama kemudian masuk 1 pesan baru. Gue buka perlahan dengan penuh rasa penasaran. Betapa terkejutnya gue ketika membaca sms dari tante gue yang kurang lebih isinya kayak gini.
“Fiq, mbah kung meninggal barusan”.bergegas gue tunjuin sms itu ke nyokap. Nyokap yang terkejut langsung telfon memastikan kebenaran kabar tersebut.
“halo, assalamu’alaikum, gimana nock? Ini bener apa nggak?.”.nock adalah panggilan akrab tante gue. nyokap terlihat sangat panic seolah nggak percaya.
“uhuk..uhuk…udah mbak, aku nggak kuat”.suara sesenggukan tangisan tante bercampur dengan nafas tersengal cukup meyakinkan gue dan nyokap kalo kabar tentang mbah kung memang bener adanya. Seketika tanpa pikir panjang gue langsung bersiap dengan celana jeans usang yang sudah beberapa hari ini belum sempat gue cuci, dan kemeja hitam yang tercentel rapi di balik pintu kamar.
“aku ke rumah mbah kung sekarang”. Saat itu yang terpikir di otak gue adalah sosok laki-laki hebat yang tak lain adalah kakek gue. gelisah, cemas dan bingung tercampur menjadi satu semakin cepat memacu tubuh ini menghasilkan gerakan dan aktivitas yang tak terkontrol.
“mas, anterin aku ke terminal sekarang”.beruntung ada mas-mas yang biasanya ngebantuin nyokap sedang stand by di depan rumah.
“aku berangkat dulu”.tergesa-gesa gue mencium tangan halus nyokap gue yang sedikit kental dengan aroma kare ayam setengah matang.
Rona kesedihan begitu terasa ketika gue berpacu dengan waktu menggunakan motor kesayangan. Gas gue tarik dalem-dalem tanpa memedulikan keselamatan sendiri. Egois memang tapi setidaknya ada satu hal besar yang membuat gue kacau seperti ini. mungkin menurut kalian sosok kakek nggak lebih berarti daripada ayah yang selalu berada di samping kita. Tapi itu semua nggak berlaku buat gue. dalam hidup gue kakek sama tingkatnya sama levelnya dan sama posisinya dengan ayah. kakek gue telah berhasil menjadi ayah kedua buat gue setelah ayah gue meninggal pada saat gue masih berusia 9 tahun. dengan telaten kakek gue membimbing cucu sulung bengalnya ini tanpa sedikitpun mengeluh.
3 tahun hidup bersama kakek sewaktu gue smp berhasil menggoreskan deskripsi begitu dalam tentang sosok KH Muhammad Imam Fachrurrozie SH itulah nama indah kakek gue. disiplin, tegas, teguh pendirian dan punya cara tersendiri menunjukan rasa sayangnya tehadap cucunya. Selama kakek gue hidup ampek sekarang gue nggak pernah secara sadar mendengar ucapan.”kakek sayang sama kamu”. Keluar dari mulut kakek buat gue. hari-hari gue dihiasi dengan kata-kata monoton penuh ketegasn.”fiq..sholat, Fiq..belajar, Fiq matikan TV, Fiq..ke mesjid, Fiq…sudah makan apa belum?”.sepintas mungkin terlihat seperti dictator hitler yang memerintah begitu banyak pasukanya, tapi ini hal yang berbeda. Dengan itulah kakek gue menunjukan dan mengekspresikan kasih sayang kepada cucunya. Bahkan untuk mendapat uang jajan tambahan tak jarang gue harus rela nyuci mobil kakek terlebih dahulu atau ngepel rumah kakek bahkan lengkap dengan menguras bak mandi. Ini bukan bak mandi, ini bukan eksploitasi. Tapi itulah pengajaran terindah mengenai hidup. Dan itu juga yang berhasil gue camkan hingga sekarang, bahwa dunia itu keras. Kita akan dapatkan apa yang kita lakukan. We will get what we do. Iya itu pelajaran terpenting yang diambil dari pola kakek gue. terhitung selama gue hidup berdampingan dengan kakek hanya sekali gue ngerasa berhasil bikin kakek bangga, yaitu ketika penerimaan rapor kelas dua smp dan gue berhasil menyabet ranking dua di kelas. Kakek mengambil rapot gue dengan rona bahagia. Nggak seperti biasanya bahkan pagi itu gue berangkat dan pulang diantar dan dijemput langsung oleh kakek menggunakan sedan corolla hitam tahun 90-anya. Perjalanan pulang gue waktu itu berhenti di sebuah warung nasi pecel langganan kakek. Pagi itu juga mungkin sebagai wujud bangga kakek, gue ditraktir makan nasi pecel. Meskipun begitu tetap saja kakek enggan bilang kalau dia bangga sekali dengan cucunya. Gue hanya menerka-nerka dari raut muka dan tingkahnya pad ague yang tak seperti biasa. Biasanya gue berangkat sekolah naik sepeda sendiri. Nggak pernah juga kakek neraktir gue seperti kejadian itu. hipotesis sementara gue adalah beliau bangga dengan cucu sulungnya ini.
Dibalik parasnya yang tampan dan gagah, dan pembawaanya yang elegan, jaim serta tegas. Kakek gue adalah sosok penyayang. Hipotesis gue tentang itu semakin kuat ketika memori gue kembali pada zaman kelas tiga smp dulu. Waktu itu gue pulang study tour sekolah kira-kira jam 12 malam. Gue bingung harus pulang nebeng siapa? Atau naik apa? Nggak mungkin juga jam segitu ada angkutan, ojek atau becak. Yang ada mungkin adalah ghostbuster narik ojek karena udah pensiun jadi artis. Perasaan gue berkecamuk antara yakin atau tidak untuk menelfon kakek. Jelas jam segini kakek sudah tidur. Dan apa mungkin dia mau ngejemput gue. gue nggak begitu yakin. Tapi keadaanlah yang akhirnya memaksa gue untuk tetap memencet tombol Hp dan menelfon kakek.
“halo, assalamua’laikum, siapa?”.suara serak kakek mengangkat telfon setelah beberapa saat agak lama. Jelas dari suara ini kakek terbangun dari tidur nyenyaknya.
“ini Rofiq mbah kung, Rofiq sudah sampai sekolah…tutt..tutt…tutt…”.mbah kung adalah panggilan untuk kakek versi orang jawa timur dan jawa tengah. Belum sampai gue menyelesaikan obrolan gue untuk memperjelas maksud dan tujuan, mbah kung sudah menutup telfonya. Malam itu gue semakin pesimis mbah kung akan menjemput. Tapi dalam ketidak pastian itu hati gue terus meyakinkan bahwa mbah kung pasti datang menjemput gue. benar saja, 10 menit kemudian beliau datang dengan sedan hitam kesayanganya membuakakan pintu dan bagasi tanpa sedikitpun ekspresi dan basa-basi. Bahkan untuk sekedar menanyakan.”kamu baik-baik aja?”.pun tidak keluar dari mulut beliau. Inilah cara yang sangan unik mbah kung menunjukan sayangnya. Dia sayang tetapi tak mau menunjukan mentah-mentah kepada orang yang disayanginya.
Beliau begitu tegas dan adil. Beliau selalu meletakan sesuatu pada tempatnya. Pernah waktu itu gue masih kelas satu smp. Untuk pertama kalinya gue mengenal yang namanya cinta pertama. Ketika itu Hp masih belum ada, jadi Pedekate gue lakukan dengan surat seadanya dan melancarkan telfon rumah setiap habis maghrib. Karena itulah waktu yang aman menurut gue. setiap habis maghrib mbah kung mengisi pengajian di masjid. Sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga. Itulah peribahasa yang patut menggambarkan suasana tegang ketika mbah kung menunjukan tagihan telfon yang membengkak di akhir bulan. Seolah tanpa dosa dengan entengnya gue bilang.”nggak tahu mbah kung?”. Tapi mbah kung nggak berhenti sampai disitu saja. Beliau melacak nomor telfon yang paling sering dihubungi dan akhirnya terbongkar sudah bahwa gue adalah pelaku utama dibalik membengkaknya tagihan telfon. Bahkan tak sampai disitu. Mbah kung menghubungi orang tua gebetan pertama gue dan mengultimattum untuk menjauhkan anaknya dari gue. seperti sinetron memang, tapi ini kisah nyata. Dan nyatanya setelah kejadian itu gebetan gue perlahan tapi pasti menjauh dan seperti melihat zombie jomblo ketika berpapasan dengan gue.
Sebuah penyesalan berarti buat gue. baru saja hari minggu kemaren gue pamit sama mbah kung untuk pulang setelah menghabiskan beberp minggu libur kuliah gue menemani kesendirian mbah kung. Disinilah gue begitu melihat kebijaksanaan mbah kung. Beliau tak lagi teriak-teriak menyuruh gue sholat, menyuruh gue bangun, bahkan beliau membiarkan gue menonton tv hingga larut malam. Pada akhirnya gue sadari ada kebijaksanaan besar yang tersimpan dibalik perubahan drastic sikap mbah kung ke gue. beliau menganggap gue sudah cukup dewasa untuk melakukan mana sesuatu yang benar dan mana yang seharusnya tidak dilakukan. Hingga detik-detik terakhir gue pamit untuk pulang di hari minggu gue melihat mbah kung masih sehat, segar bugar tanpa kurang suatu apapun duduk santai di teras rumahnya. Itulah hal yang paling vavorit menurutnya. Bahkan mbah kung sempat memberikan gue uang jajan yang cukup banyak seblum gue pulang.
Keesokan harinya senin. Gue mendapat sms dari tante ketika masih berada di perjalanan nganterin adek gue yang pertama ke pondoknya.
“fiq, mbah kung sakit, kamu bisa kesini nggak”.entah kenapa ketika gue membaca sms itu sama sekali nggak ada perasaan cemas atau khawatir seperti biasanya. Perasaan gue santai-santai saja dan yakin semua akan baik-baik saja.
“maaf bulek, Rofiq lagi di perjalanan nganter dek Robith”. Dengan entengnya gue menolak permintaan tante gue tanpa gue sadari itulah kesempatan gue bertemu mbah kung untuk terakhir kali.
“ya sudah, kalo besok tidak repot usahakan kesini”.
Keesokan harinya selasa, gue kembali mendapat sms dari tante gue mengabarkan keadaan mbah kung.
“kamu nggak usah kesini fiq, mbah kung sudah sembuh”. Gue merasa lega dan nggak perlu lagi kembali ke rumah mbah kung.
Hari jum’at 23-08-2013 adalah hari penyesalan puncak buat gue ketika gue memasuki masjid tempat jenazah kakek disemayamkan untuk sejenak disholatkan. Gue mencoba tegar menahan air mata karena ingat pesan yang pernah beliau nasehatkan sama gue.”besok kalo kakek nggak ada, kamu nggak boleh cengeng”. Gue mencoba khusyuk melakukan sholat jenazah untuk kakek. Gue mengiringi keberangkatan kakek menuju peristirahatanya diriringi ratusan jama’ahnya. Bahakan gue bersyukur sempat turun ke liang lahat untuk memeluk terakhir kalinya tubuh kaku kakek dan menyandarkan kepalanya kepada posisi yang tepat menghadap sang khaliq.
Detik ini juga gue nulis postingan ini terasa semakin sendiri. Setelah ayah menghadap sang pencipta terlebih dahulu sekarang kakek yang menghadapNya. Gue kehilangan dua laki-laki tangguh dan hebat dalam hidup gue. beribu-ribu motivasi terlecut di hati gue untuk membahagiakan ibu dan kedua adek-adek gue sehingga membuat mereka tersenyum bangga bahagia diharibaaNya. I love You mbah kung. Thank you for all. Semoga gue bisa jadi cucu yang baik seperti didikan anda dan yang anda inginkan.

   

1 comment:

  1. KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل


    KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل

    ReplyDelete