Thursday, 18 July 2013

Film #part 1

Hari ini gue kembali corat-coret tentang cinta. Akhir-akhir ini karena bulan puasa dan hampir setiap hari gue memilih di atas kasur daripada keluar rumah bahkan untuk ke kamar mandi saja seperti ngebayangin macet di jalur pantura ketika lebaran H-2. Kemaren adek gue tiba-tiba masuk kamar pinjem PC di kamar gue, dia mengkopi film lalu melihatnya. Gue penasaran kan, akhirnya gue ikut lihat sama tuh bocah yang biasanya masih suka ngelihat film indosiar dan suka pipis dihalaman belakang sembarangan. Adek gue yang satu ini memang bakat jadi tur guide, baru aja gue ikut lihat, tanpa gue berikan pertanyaan satu persatu dia sudah dengan lancar ngejabarin ituh film alurnya gimana, siapa pemeranya, gimana endingnya dan masih banyak lagi, gue tanya balik ke dia”udah berapa kali lo lihat udah hafal banget?”.”udah berkali-kali bang hampir tiap malem laptop gue nggak gue matiin, bangun-bangun baru deh gue matiin”.busyet!!! daya tariknya kuat banget nih film, udah di tonton berkali-kali sama adek gue tetep aja dia nggak bosen. Setahu gue film yang berkali-kali ditonton nggak ngebosenin hanya punk in love. Mendengar cerita panjang lebar adek gue, bisa disimpulkan bahwa film ini temanya romance, mungkin kalo di Indonesia adalah serial AADC, tapi yang paling penting adalah film ini sudah berhasil menyadarkan adek gue dari ketergantungan melihat film indosiar.
Sebenernya geu nggak terlalu tertarik dengan film yang mengusung tema romance karena?..karena?iya jujur aja itu akan mempersulit move on seseorang. Gue jelas lebih memilih seharian ngelihat karate kids atau boboho dari pada ngelihat film yang memancing kita memunculkan memori indah sebagai seorang pasangan. Dari tadi adek gue nyerocos panjang lebar gue cua ngangguk-ngangguk dan sesekali melihat filmnya agar dia merasa dihargai sebelum dia benar-benar menyadari kalau gue hoaks dengan semua penjelasanya dan akhirnya marah berubah menjadi hulk Akil baligh. Awalnya gue belum terlalu tertarik dengan film ini sampai akhirnya gue melihat sosok wanita cantik putih dibawah pohon, lu tahu itu siapa?...kalau yang baca tulisan ini orang local pasti mereka jawab kuntilanak, iya kan?lu mau jawab kuntilanak kan, nggak usah ngelak deh hampir pasti semua orang disini  udah terkontaminasi sama yang namanya horror, hampir segala film di negara ini bergenre apapun di dalamnya ada horror, horror komedy, horror romance, teens horror nggak ada yang nggak horror yang nilai marketnya hanya ada pada KFC yaitu paha dan dada, itu mind streamnya. Oke kali ini gue akan lebih menghargai film bukan dari itunya. Ya cewek di bawah pohon itu adalah aktris utamanya atau pemeran utama wanitanya. Cantik, muda dan natural itu yang bikin gue semakin betah ngelihat film yang settinganya adalah suasana percintaan remaja ketika berumur 16 tahun, ia pemeran utama cowoknya masih berusia 16 tahun. Gue tetep enjoy sih meskipun umur gue bebrapa bulan lagi sudah kepala dua alias 20, setidaknya gue lebih masuk akal dari pada om-om botak kumisan kancing baju atasnya nggak dikancingin kelihatan bului dadanya pake baju SMA ngelihat AADC sambil nangis.

Gue mulai terbawa oleh alur ceritanya, main pointnya adalah si cowok ini memendam perasaan kepada cewek itu sejak duduk dikelas 6 SD pada saat itu juga ceweknya atau lebih masuk akal gadis kecilnya pindah ke luar kota dan menetap disana, ketika mereka duduk dikelas satu SMA si cowok dihadapkan oleh kenyataan bertemu kembali dengan gadis itu yang tumbuh semakin cantik. hal itu menjadi daya tarik tersendiri buat gue. ketika 5 menit pertama gue mulai konsentrasi, 5 menit kedua gue mulai jongkok sambil mata melotot penuh harap ngelihat cowok ABG ngedeketin cewek itu, 5 menit berikutnya gue udah berposisi seperti orang mengambil start marathon dengan berteriak kecil”ayo…cepet ungkapin, tunggu apa lagi…cepet”. Dan akhirnya klimaksnya 5 menit kemudian gue lompat ilfil dan teriak”tolol….bilang giti aja nggak pecus”ketika cowoknya gaga; menyatakan cinta. Gila, film ini bener-bener sudah bisa menghipnotis gue. sampai cerita berakhir curva aktivitas gue tetep seperti itu yaitu bengong, jongkok, berdiri dan teriak tolol. iya ungkin ini daya tarik perfilman ketika ceritanya ditarik ulur sehingga membuat penonton menerka-nerka penasaran apa yang akan terjadi. Mungkin kalau hanya sekali konflik dan berhasil kata tolol tidak lagi keluar dari mulut gue tapi yang keluar dari mulut gue adalah”Alhamdulillah ya berhasil” dan tamat. Satu kata untuk film ini yaitu”Puas”. Mau tahu judulnya apa?hayo…udah pada menerka-nerka ya?mau tau aja apa mau tau banget? ayo jongkok, berdiri, kasih tau nggak ya? Ayo…bilang tolol sama gue sebelum postingan ini jadi. Pasti ada yang mau jawab kuntilanak in love ya, atau genderuwo move on? Tolol! judulnya adalah”The SuckSeed”. Buruan lihat. 

0 comments:

Post a Comment