Hari
ini gue kembali corat-coret tentang cinta. Akhir-akhir ini karena bulan puasa
dan hampir setiap hari gue memilih di atas kasur daripada keluar rumah bahkan
untuk ke kamar mandi saja seperti ngebayangin macet di jalur pantura ketika
lebaran H-2. Kemaren adek gue tiba-tiba masuk kamar pinjem PC di kamar gue, dia
mengkopi film lalu melihatnya. Gue penasaran kan, akhirnya gue ikut lihat sama
tuh bocah yang biasanya masih suka ngelihat film indosiar dan suka pipis
dihalaman belakang sembarangan. Adek gue yang satu ini memang bakat jadi tur
guide, baru aja gue ikut lihat, tanpa gue berikan pertanyaan satu persatu dia
sudah dengan lancar ngejabarin ituh film alurnya gimana, siapa pemeranya,
gimana endingnya dan masih banyak lagi, gue tanya balik ke dia”udah berapa kali
lo lihat udah hafal banget?”.”udah berkali-kali bang hampir tiap malem laptop
gue nggak gue matiin, bangun-bangun baru deh gue matiin”.busyet!!! daya
tariknya kuat banget nih film, udah di tonton berkali-kali sama adek gue tetep
aja dia nggak bosen. Setahu gue film yang berkali-kali ditonton nggak
ngebosenin hanya punk in love. Mendengar cerita panjang lebar adek gue, bisa
disimpulkan bahwa film ini temanya romance, mungkin kalo di Indonesia adalah
serial AADC, tapi yang paling penting adalah film ini sudah berhasil
menyadarkan adek gue dari ketergantungan melihat film indosiar.
Sebenernya
geu nggak terlalu tertarik dengan film yang mengusung tema romance
karena?..karena?iya jujur aja itu akan mempersulit move on seseorang. Gue jelas
lebih memilih seharian ngelihat karate kids atau boboho dari pada ngelihat film
yang memancing kita memunculkan memori indah sebagai seorang pasangan. Dari tadi
adek gue nyerocos panjang lebar gue cua ngangguk-ngangguk dan sesekali melihat
filmnya agar dia merasa dihargai sebelum dia benar-benar menyadari kalau gue
hoaks dengan semua penjelasanya dan akhirnya marah berubah menjadi hulk Akil
baligh. Awalnya gue belum terlalu tertarik dengan film ini sampai akhirnya gue
melihat sosok wanita cantik putih dibawah pohon, lu tahu itu siapa?...kalau
yang baca tulisan ini orang local pasti mereka jawab kuntilanak, iya kan?lu mau
jawab kuntilanak kan, nggak usah ngelak deh hampir pasti semua orang disini udah terkontaminasi sama yang namanya horror,
hampir segala film di negara ini bergenre apapun di dalamnya ada horror, horror
komedy, horror romance, teens horror nggak ada yang nggak horror yang nilai
marketnya hanya ada pada KFC yaitu paha dan dada, itu mind streamnya. Oke kali
ini gue akan lebih menghargai film bukan dari itunya. Ya cewek di bawah pohon
itu adalah aktris utamanya atau pemeran utama wanitanya. Cantik, muda dan
natural itu yang bikin gue semakin betah ngelihat film yang settinganya adalah
suasana percintaan remaja ketika berumur 16 tahun, ia pemeran utama cowoknya
masih berusia 16 tahun. Gue tetep enjoy sih meskipun umur gue bebrapa bulan
lagi sudah kepala dua alias 20, setidaknya gue lebih masuk akal dari pada om-om
botak kumisan kancing baju atasnya nggak dikancingin kelihatan bului dadanya
pake baju SMA ngelihat AADC sambil nangis.
Gue
mulai terbawa oleh alur ceritanya, main pointnya adalah si cowok ini memendam
perasaan kepada cewek itu sejak duduk dikelas 6 SD pada saat itu juga ceweknya
atau lebih masuk akal gadis kecilnya pindah ke luar kota dan menetap disana,
ketika mereka duduk dikelas satu SMA si cowok dihadapkan oleh kenyataan bertemu
kembali dengan gadis itu yang tumbuh semakin cantik. hal itu menjadi daya tarik
tersendiri buat gue. ketika 5 menit pertama gue mulai konsentrasi, 5 menit
kedua gue mulai jongkok sambil mata melotot penuh harap ngelihat cowok ABG ngedeketin
cewek itu, 5 menit berikutnya gue udah berposisi seperti orang mengambil start
marathon dengan berteriak kecil”ayo…cepet ungkapin, tunggu apa lagi…cepet”. Dan
akhirnya klimaksnya 5 menit kemudian gue lompat ilfil dan teriak”tolol….bilang
giti aja nggak pecus”ketika cowoknya gaga; menyatakan cinta. Gila, film ini bener-bener
sudah bisa menghipnotis gue. sampai cerita berakhir curva aktivitas gue tetep
seperti itu yaitu bengong, jongkok, berdiri dan teriak tolol. iya ungkin ini
daya tarik perfilman ketika ceritanya ditarik ulur sehingga membuat penonton
menerka-nerka penasaran apa yang akan terjadi. Mungkin kalau hanya sekali
konflik dan berhasil kata tolol tidak lagi keluar dari mulut gue tapi yang
keluar dari mulut gue adalah”Alhamdulillah ya berhasil” dan tamat. Satu kata
untuk film ini yaitu”Puas”. Mau tahu judulnya apa?hayo…udah pada menerka-nerka
ya?mau tau aja apa mau tau banget? ayo jongkok, berdiri, kasih tau nggak ya? Ayo…bilang
tolol sama gue sebelum postingan ini jadi. Pasti ada yang mau jawab kuntilanak in
love ya, atau genderuwo move on? Tolol! judulnya adalah”The SuckSeed”. Buruan lihat.
0 comments:
Post a Comment